Kecepatan Cahaya atau Kelajuan Cahaya?

Dalam rumus E=mc², c adalah suatu besaran yang memiliki nilai konstan yaitu ≈ 3.00×10m/s. Menurut teman-teman, manakah istilah yang lebih tepat untuk mendeskripsikan tersebut? Kecepatan cahaya atau kelajuan cahaya? Saya sendiri lebih sering mendengar istilah yang pertama daripada yang kedua. Begitu juga saat saya coba mencari kedua istilah tersebut di Google. Saat kita mengetikkan “kecepatan cahaya” akan ada sebanyak 1.670.000 hasil, kemudian kalau kita coba mengetikkan kata kunci yang kedua “kelajuan cahaya” ternyata hasil yang ditemukan hanya sekitar 184.000, kira-kira 1/10 dari istilah yang pertama. Ini mengindikasikan bahwa istilah “kecepatan cahaya” cenderung lebih populer dan diterima oleh masyarakat.

Untuk mengetahui istilah mana sebenarnya yang benar, kita tentu perlu berurusan dulu dengan perbedaan antara kecepatan dan kelajuan. Seperti yang kita ketahui, kecepatan (velocity) adalah perbandingan antara jarak dengan waktu tempuh suatu benda yang memiliki arah. Sedangkan kelajuan (speed) adalah kecepatan yang tidak memiliki arah tertentu.

Lalu apa bedanya kecepatan dengan kelajuan cahaya? Mari kita bermain dengan perumpamaan. Bayangkan kita ada di dalam pesawat jet dalam perjalanan dari New York mau ke Purwokerto. Nah kebetulan di dalam pesawat jet tersebut terdapat satu lapangan bulu tangkis. Untuk menghindari rasa bosan dalam pesawat karena tak kunjung sampai, teman-teman menantang saya untuk bermain, ya otomatis saya ladeni. Posisi saya ada di depan (dekat pilot) dan posisi teman-teman ada di belakang. Saat pesawat jet melaju dalam kecepatan konstan (terserah mau 2.500 km/jam, mau 3.000 km/jam atau  whatever yang penting konstan), maka kita akan merasakan seperti bermain di lapangan biasa di daratan. Namun saat pesawat jet melambat karena mau transit di Dubai, maka teman-teman akan mendapat lebih banyak poin karena walaupun kelajuan kok (relatif) tetap sama namun kecepatan bola/kok (relatif) berubah menjadi lebih cepat ke arah saya . Selama transit kita tetap lanjut main nih, malah saat pesawat sudah mau terbang lagi pun kita masih main. Nah, ketika pesawat mulai memacu kecepatan dari 0 menjadi 3.000 km/jam, giliran saya yang mendapat lebih banyak poin karena walaupun kelajuan kok (relatif) sama seperti sebelumnya namun kecepatan kok (relatif) berubah menjadi lebih cepat ke arah teman-teman.

Ini hampir sama seperti saat teman-teman sedang melakukan perjalanan dengan kereta kemudian teman-teman mencoba menuangkan kopi ke dalam cangkir di pangkuan teman-teman. Saat kereta berhenti atau berjalan pada kecepatan berapapun asal konstan, teman-teman tidak akan mengalami kesulitan dalam menuangkannya. Namun saat kereta tiba-tiba melambat dari yang tadinya pada kecepatan yang sangat tinggi menjadi lambat, kopi akan tumpah ke arah lantai di depan teman-teman. Begitu juga saat kereta tiba-tiba memacu kecepatannya menjadi kecepatan maksimal dari yang tadinya lambat, maka kopi akan tumpah ke arah baju / perut teman-temen.

Dari contoh-contoh tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa kecepatan cahaya kurang tepat dipakai sebagai istilah untuk mewakili nilai konstanta atau seberapa cepat cahaya itu bergerak, karena kecepatan cahaya (velocity of light) akan konstan hanya pada kondisi kerangka inersia (keadaan konstan) dan akan selalu berubah-ubah pada kerangka inersia spesial (keadaan tidak konstan). Sedangkan kelajuan cahaya (speed of light) akan selalu konstan bagaimanapun kondisi yang dilewati.

Sehingga istilah yang tepat untuk menggambarkan konstanta (≈ 3.00×108 m/s) adalah kelajuan cahaya.

Leave a Comment