Semester III

Semester ini adalah semester paling buruk dalam sejarah perkuliahanku sejauh ini, semoga memang yang terburuk, tidak usah ada yang lebih buruk. Mata kuliah yang aku ambil adalah:

MIKROKOMPUTER

EKSP. MIKROKOMPUTER

ANALISIS PENGUKURAN FISIS

ELEKTRONIKA ANALOG

PENGANTAR INSTRUMENTASI

MEKATRONIKA

EKSP. ELEKTRONIKA ANALOG

ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA II

PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Semester II

Mulai terbiasa dengan rutinitas. Semester ini adalah pertama kalinya aku memperoleh mata kuliah praktikum. Mata kuliah yang aku ambil di semester ini adalah:

FISIKA DASAR II

PRAK. FISIKA DASAR II

TERMODINAMIKA

ETIKA PROFESI DAN BISNIS

PENGANTAR ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

ELEKTRONIKA DIGITAL

EKSP. ELEKTRONIKA DIGITAL

ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA I

EKSP. ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA I

KALKULUS DASAR

Semester I

Semester 1 adalah saat-saat di mana aku merasa masih menerka-nerka seperti apa sebenarnya dunia perkuliahan itu. Aku beradaptasi dengan semua hal yang menemuiku, bimbang mau bergabung dengan organisasi mana, bingung dengan mata kuliah dan cara mengajar Bapak/Ibu Dosen. Mata kuliah-mata kuliah yang aku ambil pada semester ini adalah:

Agama Islam

Bahasa Indonesia

Bahasa Inggris

Kimia Kontekstual

Konsep Fisika

Matematika Kontekstual

TEKNOLOGI INFORMASI KONTEMPORER

UNTAI LISTRIK

PANCASILA

Warung Pojok Pogung Kidul

Warung ini adalah warung makan terenak di seantero UGM menurutku, walaupun relatif mahal bila dibandingkan dengan warung-warung sejajarnya di Blimbingsari. Warung yang terletak di Pogung Kidul ini sekarang sedang direnovasi. Makanan yang tersedia sangat bervariasi, bahkan membuat bingung karena semua enak. Ibu-ibu pelayannya baik dan sabar banget saat melayani pengunjung. Dulu suasana makan di sini sangat sesak dan panas karena saking ramainya. Semoga kelak setelah selesai direnovasi warung ini menjadi lebih leluasa dan semakin nyaman untuk makan. Lokasinya kalau dari arah Masjid Siswa Graha ke timur menyeberang Selokan Mataram, lurus terus hingga ada belokan ke kanan. Nah warung ini terletak tepat di belokan ini kanan jalan.

Warung Kuning Blimbingsari

Ini merupakan warung makan yang rasanya mirip dengan masakan ibuku di rumah, sayangnya aku sangat terlambat untuk mengetahuinya. Pertama kali aku makan di tempat ini adalah saat menjelang tugas akhir. Semester 1 hingga 6, aku memperoleh sebagian asupan makanan dari Warung Bu Enny dan Mbak Santi. Mulai semester 7, Warung Kuning ini mulai memiliki andil besar dalam menyediakan makanan bagi kehidupan sehari-hariku. Makanan yang tersedia adalah nasi, sayur, ayam, telur, gorengan, tidak jauh berbeda dengan variasi di warung makan lain. Lauk yang jadi andalanku adalah kepala ayam tepung, sambalnya juga enak. Nasi sayur dan kepala ayam di sini harganya Rp7.000,00. Tempatnya persis di sebelah pos ronda pertigaan Blimbingsari (dari pintu keluar Sekolah Vokasi UGM lurus ke barat).

GSP

Bangunan pertama yang akan terlihat ketika kita memasuki gerbang utama UGM adalah GSP. Bangunan ini berbentuk joglo dengan 2 lantai dan berfungsi sebagai auditorium. Saat pertama melewati bangunan ini dan lewat di depannya, aku melihat tulisan yang merupakan kepanjangan dari GSP ini, yakni Grha Sabha Pramana. Awalnya aku pikir ada typo pada tulisan itu, Grha seharusnya Graha. Aku berpikir, “Masa iya UGM salah tulis dalam memberi nama gedung auditoriumnya.” Belakangan aku baru tahu dari Pak Senawi (mantan Direktur Kemahasiswaan), bahwa memang benar tertulis Grha yang artinya rumah atau bangunan, sedangkan Graha artinya buaya kata beliau. Oo begitu.

Masa-masa Ospek

Ospek di UGM itu secara umum dibagi 2, yaitu ospek universitas dan ospek fakultas. Ospek pertama yang aku jalani adalah ospek universitas, namanya PPSMB Palapa. Palapa ini dilakukan di lapangan Grha Sabha Pramana dan dilanjutkan di fakultas-fakultas, aku dapat tempat di Fakultas Ilmu Budaya waktu itu, nama timnya Poerbatjaraka. Setelah Palapa, dilanjutkan dengan ospek di fakultas masing-masing. Kalau di tempatku namanya PPSMB Pascal. Setelah ospek di fakultas, sampailah pada hari terakhir PPSMB Palapa. Hari itu semua mahasiswa baru yang mengikuti PPSMB Palapa membentuk formas Burung Garuda.

Review Masa-masa Kuliah yang Udah Dilewati

Sekarang aku mau mencoba mengingat-ingat lagi semester-semester yang telah aku lewati, anggap saja ini sebagai nostalgia seorang mahasiswa tuek akan masa-masa suramnya. Gimana ya, jadi aku kuliah tuh seperti sekolah biasa aja gitu, seperti zaman SD, SMP, SMA. Aku kira kuliah tuh bakalan beda sama zaman sekolah, eh ternyata sama saja. Aku masuk kuliah tahun 2014, waktu itu aku masuk lewat jalur undangan (namanya SNMPTN kalau pas zamanku), yaudah habis diterima aku ikuti semua langkah-langkah yang diminta di web. Saat tiba di kampus ya masih gumun-gumunĀ gitu. Terus ikut ospek (mungkin bagian ospek bakal aku buat 1 postingan sendiri). Habis ospek langsung kuliah. Aku gak begitu ngerti apa yang aku pelajari saat pertama kuliah (sampai sekarang sih) eh tiba-tiba udah UTS aja, terus kuliah lagi terus tiba-tiba UAS. Siklus ini berulang-ulang terus sampai sekarang.

Burjo

Saat pertama kali ke Jogja dan mulai tinggal di kos-kosan, tempat makan pertama yang aku kunjungi adalah bukan burjo sih sebenernya, tapi entah kenapa burjo selalu terngiang-ngiang dalam pikiranku sebagai tempat yang paling pertama menyediakan makanan bagi masa-masa awal aku tinggal di Jogja. Burjo merupakan warung yang menyediakan makanan cepat saji bagi warga-warga di sekitarnya selama 24 jam, tulisannya sih biasanya gitu tapi kenyataannya tidak 24 jam penuh. Makanan yang tersedia bisa selalu ditebak, ada mie instan, omelet, nasi goreng, magelangan, dkk. Entah gimana ceritanya, semua warung burjo yang aku kunjungi di Jogja ini selalu saja ada Urang Sunda sebagai pemiliknya. Kalau ada di antara kalian yang tau kenapa, kasih tau aku ya.

Warung Makan Mbak Santi Blimbingsari

Warung makan ini adalah warung makan pertama yang aku anggap mirip dengan masakan Ibu di rumah. Dulu saat pertama kali di Jogja, aku merasa semua makanan yang ada kurang menggugah selera makanku, biasanya terlalu manis, sangat hambar, atau malah terlalu artificialĀ (kebanyakan micin). Nah di warung inilah aku mencoba untuk mengobati kesukaran-kesukaran yang kuhadapi saat beradaptasi dengan makanan. Andalan dari warung ini adalah ayam goreng tepung, enak deh kaya di KFC. Harganya lumayan murah, nasi sayur telur Rp6.000,00, kalau nasi sayur ayam Rp8.000,00. Ada fun fact nih dari warung ini, yaitu Ibu-ibu penjualnya kadang-kadang meminta pembeli untuk membayarnya lain kali dengan alasan tidak ada kembalian. Belakangan aku sadar kalau ini adalah salah satu trik agar pembeli makan lagi di tempat ini, wkwkwwk.