Telepon Pintar untuk Mendeteksi Anemia

Oleh Will Knight.

MIT Technology Review  Sensor dan komputer di dalam telepon pintar (smartphone) biasa digunakan untuk diagnosis dan alat pendeteksi medis portabel berbiaya rendah.

Pada tempat-tempat di mana perlengkapan medis masih belum mencukupi, telepon pintar dapat menjadi alat yang sangat diperlukan.

Sebuah cara baru untuk mendeteksi anemia yakni suatu kondisi yang disebabkan karena kurangnya sel darah merah yang membawa oksigen, menggunakan bayangan dari kamera telepon pintar. Perangkat seperi ini dapat digunakan untuk menyediakan peringatan dini dari suatu penyakit tanpa membutuhkan peralatan mahal atau kunjungan ke rumah sakit.

Para peneliti di Universitas Washington akan menunjukkan teknik sederhana untuk mendeteksi anemia menggunakan sebuah telepon pintar dan sebuah sumber cahaya pada konferensi mendatang bulan ini. Percobaan mereka mengindikasikan tingkat akurasinya menyaingi alat test anemia yang telah disetujui FDA. Teknologi ini dikembangkan di laboratorium Shwetak Patel, seorang profesor dari Departemen Teknik Elektro di universitas tersebut (lihat “Innovators Under 35, 2009: Shwetak Patel”).

Anemia yang dapat disebabkan oleh malnutrisi atau infeksi parasit, adalah hal yang sangat lumrah di negara-negara berkembang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar dua juta orang di seluruh dunia menderita anemia. Gejala anemia di antaranya seperti pusing, kelelahan, dan sakit kepala berat. Mereka dengan kondisi kronis, seperti anemia sel sabit, perlu untuk diawasi secara konstan, biasanya dengan tes darah yang berulang-ulang.

Profesor Patel sedang mengeksplorasi berbagai macam cara untuk memanfaatkan sensor pada telepon pintar agar tes kesehatan sederhana ini menjadi lebih mudah diakses. Dia juga mengembangkan aplikasi lain yang memanfaatkan mikropon dari perangkat ini untuk mendeteksi nafas seseorang saat mereka tertidur, dan aplikasi lain yang dapat mendeteksi penyakit kuning pada bayi yang baru lahir menggunakan kamera telepon pintar dan kartu referensi berkode warna. Semua sistemnya berjalan pada algoritma machine-learning untuk mengenali gejala-gejala yang terbaca oleh sensor.

hemaapp-results
Aplikasi ini menyediakan pengukuran kadar hemoglobin

Profesor Patel dan rekannya menemukan bahwa kamera pada Nexus 5 dapat mengukur kadar hemoglobin dengan cara menangkap sinar yang telah melewati jari seseorang. Sistem ini merekam video sebagai sinar dari lampu flash, sebuah rangkaian LED kecil tambahan, dan lampu pijar (bohlam) yang menyinari ujung jari. Sistem ini diuji untuk mengenali perubahan warna darah saat mengalir pada jari yang dapat mengindikasi akan adanya kekurangan sel darah merah.

Pada uji coba yang dilakukan terhadap 31 orang yang merupakan kerja sama dengan Rumah Sakit Anak Seattle, ditemukan bahwa sistem baru ini bekerja sebaik tes anemia berbasis LED komersial, Masimo Pronto. Biarpun belum mendekati akurasi dari tes darah konvensional.

hemaapp-illumination
Flash pada telepon pintar akan menyinari jari. Hal ini membuat HemaApp dapat mengukur kadar hemoglobin.

 

Ulrich Timm, seorang profesor dari Universitas Rostock di Jerman yang telah mempelajari penggunaan sistem deteksi berbasis LED untuk mendeteksi hemoglobin, mengatakan bahwa teknologi ini akan memiliki banyak pemanfaatan dan diharapkan mampu bekerja sebaik mungkin. “Sistem semacam ini akan sangat berguna untuk pusat donasi darah atau rumah perawatan.” katanya.”Wanita hamil dapat mengawasi kadar hemoglobinnya tanpa perangkat tambahan.” Namun, Timm juga mempertanyakan akan seberapa akurat pendekatan ini pada praktiknya, mengingat resolusi yang spektral dari sebagian besar kamera telepon pintar.

Caroline Buckee, seorang asisten profesor sekaligus epidemiologis dari Harvard yang mempelajari bagaimana perangkat mobile akan digunakan untuk dunia kesehatan di dunia (lihat “Innovators Under 35, 2013: Caroline Buckee”), mengatakan sistem tersebut lumayan meyakinkan, namun perlu diketahui bahwa tidak selalu sederhana untuk menyebarkan dan memperbesar skala dari solusi semacam itu. Dia pun setuju bahwa tingkat akurasi akan menjadi perhatian utama.

“Ada suatu persoalan yakni penetrasi telepon pintar.” Buckee berujar. “Meskipun penggunaannya akan tetap dimanfaatkan di banyak tempat di mana ada penetrasi telepon pintar yang tinggi dan terdapat banyak penderita anemia, seperti India; komunitas pekerja kesehatan dapat menggunakannya pada wilayah-wilayah tanpa penetrasi telepon pintar yang tinggi di daerah pedalaman di mana banyak orang menderita anemia, seperti Afrika Barat.”

Tulisan asli: How to Make a Smartphone Detect Anemia

Diterjemahkan oleh: Waldst

Leave a Comment